Rabu, 24 November 2010

Guru PNS Masih Dibutuhkan Sekolah Swasta


Rabu, 24 November 2010 | 19:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penarikan guru-guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) yang diperbantukan sekolah swasta tanpa pertimbangan bijaksana dan jangka panjang bisa menimbulkan masalah atau instabilitas dalam pendidikan di sekolah-sekolah negeri maupun swasta. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah semestinya membangun kesepemahaman semua pihak dalam membangun kemitraan antara sekolah negeri-sekolah swasta dengan saling membantu demi kemajuan bersama.
Kalau sekolah swasta mogok, kan menimbulkan instabilitas juga. Jadi, pemerintah daerah jangan seenaknya meremehkan sekolah swasta.
-- A Fathoni Rodli

A Fathoni Rodli, Ketua Umum Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Pusat, mengatakan, guru PNS di sekolah swasta, terutama di daerah-daerah, dibutuhkan untuk bisa menjadi katalisator atau mempercepat kemajuan sekolah swasta. Apalagi, guru PNS memiliki gaji serta kesempatan lebih besar dari guru swasta yang bisa dibagikan untuk membantu percepatan peningkatan kualitas guru swasta.
Menurut Fathoni, sebanyak 91 persen dari total sekolah madrasah itu milik swasta, dan 46 persen dari sekolah umum milik swasta. "Kalau sekolah swasta mogok, kan menimbulkan instabilitas juga. Jadi, pemerintah daerah jangan seenaknya meremehkan sekolah swasta," ujar Fathoni.
Fasli Jalal, Wakil Menteri Pendidikan Nasional, mengatakan kebijakan itu merupakan wewenang Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. Tetapi, Kementerian Pendidikan Nasional pada prinsipnya mendukung di manapun guru dibutuhkan.
"Kami berharap Bupati atau Walikota melihat betul kebutuhan guru. Jangan sampai ada kebijakan yang jadi kendala untuk sekolah swasta," kata Fasli.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan         :        MA DARUL AMANAH
Mata Pelajaran              :        Fisika
Kelas/Semester             :        X/1
Materi Pokok                 :        Gerak Melingkar
Pertemuan Ke-              :        11 dan 14
Metode                         :        Ceramah, tanya jawab, tugas
Alokasi Waktu               :        4 x pertemuan

       1.  Standar Kompetensi   : Menerapkan konsep dan prinsip kinematika dan dinamika benda titik.

        2.  Kompetensi Dasar      : Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan
3.  Materi Pelajaran:
  1. Gerak melingkar beraturan adalah gerak sebuah benda menempuh suatu lintasan melingkardengan besar kecepatan linier (kelajuan linier) tetap.
Besaran-besaran dalam gerak melingkar:
a.     Frekuensi: banyak putaran yang dilakukan dalam satu detik.
b.     Periode: waktu yang diperlukan partikel untuk melakukan satu kali putaran.
                                  
c.     Kecepatan linier: hasil bagi panjang lintasan linier yang ditempuh dengan selang waktu tempuh.
                                
d.     Kecepatan sudut adalah hasil bagi sudut pusat yang ditempuh dengan selang waktu tempuh.
                                 
e.     Percepatan sentripetal adalah percepatan yang selalu tegak lurus terhadap kecepatan liniar dan mengarah ke pusat lingkaran.
                           
Gaya sentripetal adalah gaya yang tegak lurus vektor kecepatan liniar dar berarah ke pusat orbit.
                           
  1.  Gerak melingkar vertikal.
Tegangan yang bekerja pada tali tiap kedudukan dapat dihitung dengan:
Kecepatan kritis dapat dihitung dengan
 Gerak melingkar vertikal pada sisi dalam lingkaran, gaya normal yang dialami --kelajuan kritis: 




 4. Strategi Pembelajaran:
Kegiatan
Waktu (Menit)
Aspek Life Skill yang Dikembangkan
I.    Pendahuluan
- Motivasi    :          Kemampuan memahami dan menghitung gerak melingkar beraturan
                          Kemampuan memahami dan menghitung soal-soal tentang gerak melingkar vertikal dan gerak melingkar berubah beraturan
- Prasyarat   :          Sebelumnya siswa telah mempelajari materi gerak lurus berubah beraturab dan gerak vertikal
30
Personal dan akademik
II.   Kegiatan Inti:
-  Guru     : -  Menjelaskan tentang gerak melingkar beraturan serta penerapannya dalam rumus.
                 -  Menjelaskan tentang gerak melingkar vertikal dan gerak melingkar berubah beraturan serta penerapannya dalam rumus
                      -   Diskusi
-  Murid    : -  Memperhatikan dan mencatat
                 -  Menghitung besarnya gerak melingkar beraturan.
                 -  Menghitung besarnya gerak melingkar vertikal dan gerak melingkar berubah beraturan
                       -  Diskusi
240
Personal dan akademik
III. Penutup:   - Membuat rangkuman
-   Penugasan
                   -  Uji kompetensi
90
Personal dan akademik
5.  Media Pembelajaran: -
6.  Penilaian
     a.  Jenis tagihan: kuis dan penugasan
     b.  Tindak lanjut:
         -  Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 65% atau lebih
         -  Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya kurang dari 65%
         -  Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya lebih dari 65%
7.  Sumber Bacaan:               -  Buku paket Fisika kelas X
                             -  Buku Fisika lain yang relevan
                             -  Buku LKS Fisika X

                                                                                                                  Sukorejo,14 Juli 2008
                    Mengetahui
                    Kepala MA  DARUL AMANAH                                                  Guru  Fisika




                          KH. MAS’UD ABDUL QODIR                                                   Lilis Muhlisoh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan      :           MA DARUL AMANAH
Mata Pelajaran           :           Fisika
Kelas/Semester          :           X/1
Materi Pokok              :           Besaran dan Satuan
Pertemuan Ke            :           1
Metode                      :           Ceramah, tanya jawab, demonstrasi, tugas
Alokasi Waktu            :           1 x pertemuan


1.  Standar Kompetensi    :    Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya

2.  Kompetensi Dasar       :   - Mengukur besaran fisika (masa, panjang, dan  waktu)
                                           - Melakukan penjumlahan vektor
3.  Materi Pelajaran:
     Besaran dalam fisika ada 2
a.   Besaran:pokok:tidak di-turunkan dari besaran lain.
b.   Besaran turunan: diperoleh dari besaran lain.
c.   Satuan yang dipakai memenuhi syarat: tetap dan mudah ditiru.

4.  Strategi Pembelajaran:

Kegiatan
Waktu (Menit)
Aspek Life Skill yang Dikembangkan
I.    Pendahuluan
- Motivasi         : Kemampuan memahami, menghitung dan mengaplikasi besaran dan satuan.
- Prasyarat   :          Sebelumnya siswa telah mempelajari materi besaran.
10
Personal dan akademik
II.   Kegiatan Inti:
- Guru      : -  Menjelaskan tentang besaran, satuan dan vektor
                 -  Diskusi

 - Murid    :  -   Menyimak apa yang diterangkan guru dengan baik
                  -  Menanyakan hal-hal yang belum jelas
                       -   Diskusi

60
Personal dan akademik
III. Penutup:   - Membuat rangkuman
-   Penugasan
                   -  Uji kompetensi
20
Personal dan akademik

5.  Media Pembelajaran: -
6.  Penilaian
     a.  Jenis tagihan: kuis dan penugasan
     b.  Tindak lanjut:
         -  Siswa dinyatakan berhasil jika tingkat pencapaiannya 65% atau lebih
         -  Memberikan program remidi untuk siswa yang tingkat pencapaiannya kurang dari 65%
         -  Memberikan program pengayaan untuk siswa yang tingkat pencapaiannya lebih dari 65%
7.  Sumber Bacaan:              
-  Buku paket Fisika kelas X
     -  Buku Fisika lain yang relevan
     -  Buku LKS Fisika X
                                                                                                                        Sukorejo,14 Juli 2008
                    Mengetahui
                    Kepala MA  DARUL AMANAH                                                  Guru  Fisika






                          KH. MAS’UD ABDUL QODIR                                                   Lilis Muhlisoh

Rabu, 10 November 2010

Aq cuma ngutip..

Bisakah luka yg teramat dlm ini nanti akn sembuh? Bisakah ke2cewaan bahkan keputus asa2n yg mengiris-iris hati berpuluh2 juta sodara qt ini pd akhr'y nanti akn ki2s. adakah kemungkinan qt akn bsa merangkak naik ke bumi,dr jurang yg teramat curam n dlm. akankah api akan berkobar2 lg. apkh asap akn m'bu2ng lg n me2nuhi angkasa tanah air. akankah qt sma akn b'tabrakn lg 1 sma laenjarah menyarah 1 sm laen dng pengorbanan yg tdk akn terkirakan. adakah kemungkinan qt tw pa yg sbnar'y sdg qt jalani. b'sediakah qt sebenar'y u/ tw persis pa yg sesungguh'y qt cari.Cakrawala yg mnkh yg mnjd tujuan sbnr'y dr langkah2 qt. P'nahkh qt tny bgemana cara melangkh yg benar. P'nahkh qt mencoba menyesali hal2 yg memeng barangkali perlu disesali dr perilaku qt yg kmr. Bisakah qt menumbuhkn ke rendah hatian di balik kebanggaan2. Masih tersediakah ruang di dlm da2 qt n akal kpla qtu/ se2kali berkata pda dri sndri bahwa yg bersalah bkn hanya mereka, bahwa yg berdosa bkn hanya ia tetapi jg qt. Masih tersediakah peluang di dlm kerendahan hati qt u/ mencari apapun saja yg kira2 qt perlukan meskipun barangkali menyakitkan dri qt sndri mnjd hal2 yg qt bnr2 butuhkn agr supaya sakit,sakit,sakit qt ini benar2 senbuh total. Sekurang2'y perasaan santai pd dri sendri u/ mnyadari dgn sportif bahwa yg mesti disembuhkan itu nomor satu, atau bkn yg diluar dri qt. Tetapi di dlm dri qt. Yg qt yakini bahwa hrs betul2 disembuhkan justru adlh sgala sesuatu yg b'laku di dlm hati n akal pikiran qt.

Mengapa Orang Bisa Berjalan di Atas Api Tanpa Luka Bakar Serius ???

oleh Iddo Adam pada 01 Agustus 2010 jam 22:38
Aksi atau permainan berjalan di atas bara api tanpa mengalami luka sudah sering kita lihat. Ada dugaan orang-orang yang melakukan itu menggunakan sihir karena tubuhnya tidak hangus berjalan di atas api. Tapi ada penjelasan ilmiah kenapa seseorang bisa berjalan di atas bara api tanpa terbakar?


Yang pertama, kebanyakan aksi berjalan di atas api mengggunakan api yang berasal dari potongan kayu. Potongan-potongan kayu ini terdiri dari banyak senyawa karbon, beberapa molekul organiknya mudah menguap termasuk menguapkan air.

Molekul organik ini akan mudah untuk menguap jika dipanaskan, karena panas yang dikeluarkan oleh api akan menguapkan semua senyawa organik volatil (mudah menguap) dan juga air. Sehingga yang didapatkan hanya senyawa karbon yang hampir murni dan karbon adalah merupakan salah satu unsur yang ringan.

Struktur dari karbon ringan merupakan penghantar panas yang buruk, sehingga dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk mentransfer panas dari bara ke kulit seseorang.

Tapi jika bara yang dihasilkan berasal dari bahan logam, maka perpindahan panas akan terjadi dalam waktu seketika dan seseorang akan mendapatkan luka bakar parah.

Kedua, abu yang dihasilkan dari proses pembakaran juga bisa bertindak sebagai penghambat panas atau lapisan isolator, sehingga perpindahan panas ke kulit seseorang akan menjadi lebih lambat.

Bukan berarti tidak mungkin terbakar sama sekali, karena perpindahan panas masih bisa terjadi. Jika seseorang berdiri diam di atas bara selama beberapa waktu, maka orang tersebut pasti akan mendapatkan luka bakar yang cukup serius.

Namun jika seseorang membatasi kontak kulitnya dengan bara api misalnya dalam jangka waktu yang sangat singkat atau berjalan dengan cepat, maka kaki tidak akan mendapatkan panas yang cukup untuk membakar kulitnya.

Itulah kenapa aksi-aksi berjalan di atas api memang tidak membuat seseorang terbakar. Tapi memang tidak mudah melakukannya dan dibutuhkan keahlian tertentu. Luka bakar sendiri akan terjadi jika tubuh terpapar oleh suatu zat yang bersuhu tinggi dan salah satu penyebab utama kecelakaan luka bakar adalah terpapar api.

Berdasarkan derajat kerusakan jaringan, maka luka bakar dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu:

* Luka bakar derajat 1, yakni kerusakan pada lapisan epidermis yang ditandai dengan bengkak ringan di daerah tersebut, kulit kemerahan dan luka lecet.
* Luka bakar derajat 2, yakni kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis (lapisan kulit yang lebih dalam), timbul rasa nyeri, infeksi dan terkadang dehidrasi.
* Luka bakar derajat 3, yakni kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis, mengenai lapisan otot dan tulang serta terjadi infeksi.

Indahny Islam...

oleh Arina Iruka pada 31 Oktober 2009 jam 14:02
Andai orang bilang Islam ini buruk, sesungguhnya Islam itu tidaklah buruk, sayalah sebagai orang Islamnya yang buruk yang tidak dapat memperlihatkan kebaikan Islam.
Islam bukanlah agama teroris, namun agama yang cinta damai. Islam mngajarkan kita memperhatikan nasib orang-orang yang tidak berdaya. Seperti perintah untuk berzakat dan berpuasa, semuanya di maksudkan untuk peduli kepada mereka yang lemah. Ajaran islam juga mengajarkan kejujuran, etos kerja, kebersihan, dan perlakuan sama derajat.

Kita sebarkan kepada orang-orang bahwa Islam ini adalah agama yang baik, tidak dengan banyak bicara, tapi dengan perbuatan. Tatkala orang islam sudah baik dan berbuat baik, maka islam akan terlihat baik. Insyallah. . . .

Tak Henti "Nginang" Nenek 99 Tahun Ikuti Sidang Tembakau

 Jakarta - Mukanya mengeriput di seluruh bagian. Hampir seluruh giginya mulai tidak terlihat. Di deretan kursi pemohon inilah, Siami, (99), terus mengunyah tembakau dengan tatapan kosong.

"Diajak bapak ke sini," ujar Siami usai mengikuti sidang kepada wartawan di gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis, (20/5/2010).

Nenek yang usianya nyaris satu abad ini nampak seperti umumnya orang yang tinggal di pegunungan. Warga Wonosari, Temanggung, Jawa Tengah ini tetap menggunakan kain jarit serta kebaya dengan kerudung warna hijau. Meski sidang sedang berlangsung, Siami terus mengunyah tembakau di mulutnya atau yang biasa
disebut nginang.

"Masih sehat, nginang sejak muda," tambahnya pendek.

Meski hampir menapak usia 100 tahun, dia masih melakukan aktivitas seperti biasa. Bahkan untuk jalan kaki dari satu bukit ke bukit lainnya ditempuh layaknya orang usia paruh baya.

"Saya ingin menunjukan kepada majelis hakim MK jika tembakau, tidak membahayakan seperti yang tertulis dalam UU," kata pemohon judicial review UU Kesehatan, Bambang Sukarno, dalam sidang tersebut.

Bahkan, Bambang menjamin jika Siami lebih sehat dibanding dengan ibu muda generasi sekarang. "Sekarang, coba ibu Siami dan ibu yang memakai jilbab di sana (menunjuk ibu-ibu usia 40-an) suruh lomba jalan kaki mendaki gunung. Saya pastikan ibu Siami yang menang,” beber Bambang yang juga Ketua DPRD Temanggung
ini.

Ibu Siami diajukan Bambang dalam rangka pembuktian pasal tersebut yaitu pasal 113 ayat 1,2 dan 3 tidak membahayakan kesehatan. Menanggapi permohonan pemohon, Pemerintah diwakili Kementerian Kesehatan tetap meminta MK mempertahankan pasal tersebut. 

"Zat adiktif tembakau juga sudah diatur dalam peraturan internasional yang dikeluarkan WHO," kata Kepala Badan SDM Kemenkes, Bambang Giatno Rahardjo dalam sidang.

Rabu, 03 November 2010

Gerak melingkar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Gerak melingkar.
Gerak Melingkar adalah gerak suatu benda yang membentuk lintasan berupa lingkaran mengelilingi suatu titik tetap. Agar suatu benda dapat bergerak melingkar ia membutuhkan adanya gaya yang selalu membelokkan-nya menuju pusat lintasan lingkaran. Gaya ini dinamakan gaya sentripetal. Suatu gerak melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai suatu gerak dipercepat beraturan, mengingat perlu adanya suatu percepatan yang besarnya tetap dengan arah yang berubah, yang selalu mengubah arah gerak benda agar menempuh lintasan berbentuk lingkaran [1].

 Besaran gerak melingkar

Besaran-besaran yang mendeskripsikan suatu gerak melingkar adalah \theta\!, \omega\! dan \alpha\! atau berturur-turut berarti sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut. Besaran-besaran ini bila dianalogikan dengan gerak linier setara dengan posisi, kecepatan dan percepatan atau dilambangkan berturut-turut dengan r\!, v\! dan a\!.
Besaran gerak lurus dan melingkar
Gerak lurus Gerak melingkar
Besaran Satuan (SI) Besaran Satuan (SI)
poisisi r\! m sudut \theta\! rad
kecepatan v\! m/s kecepatan sudut \omega\! rad/s
percepatan a\! m/s2 percepatan sudut \alpha\! rad/s2
- - perioda T\! s
- - radius R\!

Turunan dan integral

Seperti halnya kembarannya dalam gerak linier, besaran-besaran gerak melingkar pun memiliki hubungan satu sama lain melalui proses integrasi dan diferensiasi.
\int \omega\ dt = \theta \ \ \leftrightarrow\ \ \omega = \frac{d\theta}{dt}
  • \int \alpha\ dt = \omega \ \ \leftrightarrow\ \ \alpha = \frac{d\omega}{dt}
  • Hubungan antar besaran sudut dan tangensial
  • Antara besaran gerak linier dan melingkar terdapat suatu hubungan melalui R\! khusus untuk komponen tangensial, yaitu
    \theta = \frac{r_T}{R}\ \ , \ \ \omega = \frac{v_T}{R}\ \ , \ \ \alpha = \frac{a_T}{R}
    Perhatikan bahwa di sini digunakan r_T\! yang didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh atau tali busur yang telah dilewati dalam suatu selang waktu dan bukan hanya posisi pada suatu saat, yaitu
    r_T \approx |\overrightarrow{r}(t+\Delta t)-\overrightarrow{r}(t)|\!
    untuk suatu selang waktu kecil atau sudut yang sempit.

     Jenis gerak melingkar

    Gerak melingkar dapat dibedakan menjadi dua jenis, atas keseragaman kecepatan sudutnya \omega\!, yaitu:
    • gerak melingkar beraturan, dan
    • gerak melingkar berubah beraturan.

    Gerak melingkar beraturan

    Gerak Melingkar Beraturan (GMB) adalah gerak melingkar dengan besar kecepatan sudut \omega\! tetap. Besar Kecepatan sudut diperolah dengan membagi kecepatan tangensial v_T\! dengan jari-jari lintasan R\!
    \omega = \frac {v_T} R
    Arah kecepatan linier v\! dalam GMB selalu menyinggung lintasan, yang berarti arahnya sama dengan arah kecepatan tangensial v_T\!. Tetapnya nilai kecepatan v_T\! akibat konsekuensi dar tetapnya nilai \omega\!. Selain itu terdapat pula percepatan radial a_R\! yang besarnya tetap dengan arah yang berubah. Percepatan ini disebut sebagai percepatan sentripetal, di mana arahnya selalu menunjuk ke pusat lingkaran.
    a_R = \frac {v^2} R = \frac {v_T^2} R
    Bila T\! adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran penuh dalam lintasan lingkaran \theta = 2\pi R\!, maka dapat pula dituliskan
    v_T = \frac {2\pi R} T \!
    Kinematika gerak melingkar beraturan adalah
    \theta(t) = \theta_0 + \omega\ t
    dengan \theta(t)\! adalah sudut yang dilalui pada suatu saat t\!, \theta_0\! adalah sudut mula-mula dan \omega\! adalah kecepatan sudut (yang tetap nilainya).

    Gerak melingkar berubah beraturan

    Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB) adalah gerak melingkar dengan percepatan sudut \alpha\! tetap. Dalam gerak ini terdapat percepatan tangensial a_T\! (yang dalam hal ini sama dengan percepatan linier) yang menyinggung lintasan lingkaran (berhimpit dengan arah kecepatan tangensial v_T\!).
    \alpha = \frac {a_T} R
    Kinematika GMBB adalah
    \omega(t) = \omega_0 + \alpha\ t \!
    \theta(t) = \theta_0 + \omega_0\ t  + \frac12 \alpha\ t^2 \!
    \omega^2(t) = \omega_0^2 + 2 \alpha\ (\theta(t) - \theta_0) \!
    dengan \alpha\! adalah percepatan sudut yang bernilai tetap dan \omega_0\! adalah kecepatan sudut mula-mula.

    Persamaan parametrik

    Gerak melingkar dapat pula dinyatakan dalam persamaan parametrik dengan terlebih dahulu mendefinisikan:
    • titik awal gerakan dilakukan (x_0,y_0)\!
    • kecepatan sudut putaran \omega\! (yang berarti suatu GMB)
    • pusat lingkaran (x_c,y_c)\!
    untuk kemudian dibuat persamaannya [2].
    Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung jari-jari lintasan R\! yang diperoleh melalui:
    R = \sqrt{(x_0 - x_c)^2 + (y_0 - y_c)^2} \!
    Setelah diperoleh nilai jari-jari lintasan, persamaan dapat segera dituliskan, yaitu
    x(t) = x_c + R cos(\omega t + \phi_x) \!
    y(t) = y_c + R sin(\omega t + \phi_y) \!
    dengan dua konstanta \phi_x \! dan \phi_y \! yang masih harus ditentukan nilainya. Dengan persyaratan sebelumnya, yaitu diketahuinya nilai (x_0,y_0)\!, maka dapat ditentukan nilai \phi_x \! dan \phi_y \!:
    \phi_x = \arccos \left( \frac{x_0 - x_c}{R} \right)\!
    \phi_y = \arcsin \left( \frac{y_0 - y_c}{R} \right)\!
    Perlu diketahui bahwa sebenarnya
    \phi_x = \phi_y \!
    karena merupakan sudut awal gerak melingkar.

    Hubungan antar besaran linier dan angular

    Dengan menggunakan persamaan parametrik, telah dibatasi bahwa besaran linier yang digunakan hanyalah besaran tangensial atau hanya komponen vektor pada arah angular, yang berarti tidak ada komponen vektor dalam arah radial. Dengan batasan ini hubungan antara besaran linier (tangensial) dan angular dapat dengan mudah diturunkan.

    Kecepatan tangensial dan kecepatan sudut

    Kecepatan linier total dapat diperoleh melalui
    v  = \sqrt{v_x^2 + v_y^2}
    dan karena batasan implementasi persamaan parametrik pada gerak melingkar, maka
    v_T  = v = \sqrt{v_x^2 + v_y^2}
    dengan
    v_x  = \dot{x} = \frac{dx}{dt}
    v_y  = \dot{y} = \frac{dy}{dt}
    diperoleh
    v_x  = -\omega R \sin(\omega t + \phi_x) \!
    v_y  = \omega R \cos(\omega t + \phi_x) \!
    sehingga
    v_T  = \sqrt{(-\omega)^2 R^2 \sin^2(\omega t + \phi_x) + \omega^2 R^2 \cos^2(\omega t + \phi_x)}\!
    v_T  = \omega R \sqrt{\sin^2(\omega t + \phi_x) + \cos^2(\omega t + \phi_x)}\!
    v_T  = \omega R\!

    Percepatan tangensial dan kecepatan sudut

    Dengan cara yang sama dengan sebelumnya, percepatan linier total dapat diperoleh melalui
    a  = \sqrt{a_x^2 + a_y^2}
    dan karena batasan implementasi persamaan parametrik pada gerak melingkar, maka
    a_T  = a = \sqrt{a_x^2 + a_y^2}
    dengan
    a_x  = \ddot{x} = \frac{d^2x}{dt^2}
    a_y  = \ddot{y} = \frac{d^2y}{dt^2}
    diperoleh
    a_x  = -\omega^2 R \cos(\omega t + \phi_x) \!
    a_y  = -\omega^2 R \sin(\omega t + \phi_x) \!
    sehingga
    a_T  = \sqrt{(-\omega)^4 R^2 \cos^2(\omega t + \phi_x) + \omega^4 R^2 \sin^2(\omega t + \phi_x)}\!
    a_T  = \omega^2 R \sqrt{\cos^2(\omega t + \phi_x) + \sin^2(\omega t + \phi_x)}\!
    a_T  = \omega^2 R\!

    Kecepatan sudut tidak tetap

    Persamaan parametric dapat pula digunakan apabila gerak melingkar merupakan GMBB, atau bukan lagi GMB dengan terdapatnya kecepatan sudut yang berubah beraturan (atau adanya percepatan sudut). Langkah-langkah yang sama dapat dilakukan, akan tetapi perlu diingat bahwa
    \omega \rightarrow \omega(t) = \int \alpha dt = \omega_0 + \alpha t \!
    dengan \alpha\! percepatan sudut dan \omega_0\! kecepatan sudut mula-mula. Penurunan GMBB ini akan menjadi sedikit lebih rumit dibandingkan pada kasus GMB di atas.
    Persamaan parametrik di atas, dapat dituliskan dalam bentuk yang lebih umum, yaitu:
    x(t) = x_c + R \cos \theta \!
    y(t) = y_c + R \sin \theta \!
    di mana \theta = \theta(t) \! adalah sudut yang dilampaui dalam suatu kurun waktu. Seperti telah disebutkan di atas mengenai hubungan antara \theta \!, \omega \! dan \alpha \! melalui proses integrasi dan diferensiasi, maka dalam kasus GMBB hubungan-hubungan tersebut mutlak diperlukan.

    Kecepatan sudut

    Dengan menggunakan aturan rantai dalam melakukan diferensiasi posisi dari persamaan parametrik terhadap waktu diperoleh
    v_x(t) = - R \sin \theta\ \frac{d\theta}{dt} =  - \omega(t) R \sin \theta \!
    v_y(t) = R \cos \theta \ \frac{d\theta}{dt} = \omega(t) R \cos \theta \!
    dengan
    \frac{d\theta}{dt} = \omega(t) = \omega_0 + \alpha\ t \!
    Dapat dibuktikan bahwa
    v(t) = v_T(t) = \sqrt{v_x^2(t) + v_y^2(t)} = \omega(t) R \!
    sama dengan kasus pada GMB.

    Percepatan total

    Diferensiasi lebih lanjut terhadap waktu pada kecepatan linier memberikan
    a_x(t) = - R \cos \theta \ \left( \frac{d\theta}{dt} \right)^2  - R \sin \theta \frac{d^2\theta}{dt^2} \!
    a_x(t) = - R \sin \theta \ \left( \frac{d\theta}{dt} \right)^2  + R \cos\theta \frac{d^2\theta}{dt^2} \!
    yang dapat disederhanakan menjadi
    a_x(t) = - \omega^2 R \cos \theta  - \alpha R \sin \theta \!
    a_x(t) = - \omega^2 R \sin \theta  + \alpha R \cos \theta \!
    Selanjutnya
    a^2(t) = a_x^2(t) + a_y^2(t) = R^2\left(\omega^4(t) + \alpha^2 \right) \!
    yang umumnya dituliskan [3]
    a^2(t) = a_R^2(t) + a_T^2(t) \!
    dengan
    a_T = \alpha R \!
    yang merupakan percepatan sudut, dan
    a_R = \omega^2 R = a_S \!
    yang merupakan percepatan sentripetal. Suku sentripetal ini muncul karena benda harus dibelokkan atau kecepatannya harus diubah sehingga bergerak mengikuti lintasan lingkaran.

    Gerak berubah beraturan

    Gerak melingkar dapat dipandang sebagai gerak berubah beraturan. Bedakan dengan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Konsep kecepatan yang berubah kadang hanya dipahami dalam perubahan besarnya, dalam gerak melingkar beraturan (GMB) besarnya kecepatan adalah tetap, akan tetapi arahnya yang berubah dengan beraturan, bandingkan dengan GLBB yang arahnya tetap akan tetapi besarnya kecepatan yang berubah beraturan.
    Gerak berubah beraturan
    Kecepatan GLBB GMB
    Besar berubah tetap
    Arah tetap berubah